Senin, 31 Desember 2012

New year's eve of 2013



2012 passed. 2013 in future. Thanks Allah, I can breath until this year.
Different from the days of the new year usually. This time I join the new year in Banda Aceh. Since the car-free-day, now in Banda Aceh there are also car-free-night. all the people gathered to see the turn of events this year, looks fantastic with the burning fireworks. New Year's Eve celebrations in Aceh is different from the others. Not just a rah-rah tone up in 2013, but it is also accompanied by the prayer and pengajian are held together in some mosques. This terms illustrates Aceh has risen from fear and sadness. advanced towards Aceh and upholding religious values​​.

Every time we are always going to change for the better. hopefully. I can maximize work and complete as expected. Reach all the targets and dreams that have been designed. Intend in the heart and do it by yourself. If not yourself, who else. Trust the process and let it flow, always learning from anywhere.


keep praying + keep studying = dreams come true. 
love and dont get away from the little things of the dreams that we have, it will bring us one step close to reality. act "as if" we've got it.

Location: Simpang 5, Banda Aceh, Indonesia


*correct me if I am wrong*

Sabtu, 08 Desember 2012

cerpen saya


Melukis Impian di Negeri Awan

Terik matahari sekan membakar kulit. Daun-daun kelapa sawit menutupi teriknya matahari, sehingga kesejukkannya masih bisa dirasakan. Tertancap sebuah pondasi rumah sederhana dengan halaman rumahnya yang cukup luas. Bangunan rumahnya sendiri tidak terlalu besar, terletak disebuah kampung yang sukar dilewati kendaraan beroda empat, namanya Desa Upah. Disekitar terlihat anak-anak yang menggembalakan sapinya, sedang bermain-main di alur anak sungai. Semua orang bergegas pergi ke tempat mereka bekerja. Pencaharian mereka sebagian besar menjadi karyawan di pabrik-pabrik yang ada di desa.
Irawan adalah nama seorang anak lelaki salah satu mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam yang terletak di kota. Ia kini hidup bersama Ibunya dan seorang adik perempuan, Ayahnya telah lama meninggalkan mereka. Sehingga pada saat itu Irawan menjadi tulang punggung keluarganya dengan kondisi Ibunya yang sudah berumur.
“Ibu... Awan pergi ya! sudah telat ini,” kata Irawan sambil bergegas keluar rumah.
Awan pun langsung pergi ke kampusnya dengan angkutan umum. Awan merupakan nama panggilan dari Irawan. Berbeda dengan anak yang seusianya, Awan memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan kuliahnya. Para pemuda di sana sangat sedikit yang memilih untuk kuliah, mereka lebih memilih untuk bekerja, sebagian mereka ngangkeng, bekerja di sawah, menjadi kuli pasir, dan sebagian besar menjadi karyawan pada pabrik kelapa sawit.
Awan merupakan mahasiswa jurusan Bahasa Inggris dan dia termasuk anak yang berprestasi di kampusnya. Awan sangat menyukai Bahasa Inggris karena baginya Bahasa Inggris merupakan The keys of the world dan Awan memiliki cita-cita ingin ke luar negeri. Dari kecil, Awan sudah sangat terlihat kemandiriannya, Ibunya selalu menanamkan nilai-nilai agama yang sangat kuat pada dirinya. Tidak lupa shalat berjamaah di mesjid dan mengajarkan anak-anak di desa untuk belajar mengaji.
Seusai kuliah, Awan pulang ke rumah. Di sana sudah ada adik perempuannya yang biasanya dipanggil Nita bersama Ibunya.
“Nita, sedang apa kamu dek?,” tanya Awan
“Eh, ulong ! sudah pulang ya. Aku sedang bantu ibu masak masakan kesukaanmu,”
Ulong merupakan bahasa Aceh Tamiang yang berarti anak pertama.
“Masak apa? Perut abangmu gak sabar ini ingin makan masakan kamu,”
“Ah, si Abang kalau mau enak aja ya baik sama kita. Ini loh Bang, Aku buatin Bubur Pedas,”
“Si Nita memang adik yang paling baik ya, akan Abang habiskan semua buburnya,”
Perbincangan di sore itu sangat akrab. Awan dan Nita terbiasa dengan canda dan tawa dalam keseharian mereka. Awan memang sangat menyukai Bubur Pedas. Bubur ini merupakan salah satu makanan khas dari Aceh Tamiang. Bubur ini memiliki cita rasa yang khas dan mempunya kesan tersendiri bagi yang memakannya, selain rasanya yang menggugah selera, cara pembuatannya juga sangat sederhana. Terbuat dari beras yang disangrai kemudian ditumbuk halus, ditambah dengan tetelan, bumbu halus, daun salam, serai dan lengkuas. Beras dimasak dan ditambahkan dengan wortel, kacang panjang, kangkung, ubi, dimasak hingga matang. Bisa ditambahkan dengan ikan teri, bawang goreng, dan kerupuk. Campuran dari segala banyaknya bahan kata orang-orang tua dulu mengandung arti kalau masyarakat Tamiang yang bersuku-suku kalau ingin saling berkuasa sendiri pasti akan hancur, tapi kalau sendiri pasti menjadi kuat dan nyaman bagi semua. Inilah merupakan sedikit cerita singkat, mengapa bubur pedas ini terdiri dari banyak campuran berbagai macam bahan masak.
“Bang, aku pinginlah bisa ke kota Banda Aceh. Tau gak, kemaren si Mila anak tetangga sebelah ada foto di facebook nya lagi jalan-jalan ke Museum Tsunami, ternyata Aceh kaya ya Bang!”
“Iyalah Nita, Aceh memang memiliki banyak sekali tempat wisata yang memiliki keindahan alami dan luar biasa. Walaupun belum pernah ke sana, tapi sering mendengar dan membaca berbagai informasi mengenai Aceh sekarang. Museum Tsunami itu salah satu bangunan untuk mengenang kembali peristiwa Tsunami yang menimpa Aceh 26 Desember 2004 silam. Sudah magrib ini, Abang mau siap-siap dulu ke mesjid.”

---
Keesokan harinya, Awan kembali bergegas ke kampusnya. Seperti biasa dengan menggunakan angkutan umum. Kalau tidak ada, Awan terpaksa pergi dengan Pak Abu, seorang pemilik kebun kelapa sawit. Hari itu Awan terlambat dan untung saja ada Pak Abu yang masih menghidupkan truknya.
“Pak Abu saya boleh numpang pak?”
“Iya, tentu saja tolong kamu angkat biji-biji sawit ini,”
            Akhirnya Awan berangkat dengan Pak Abu, di dalam perjalanan mereka pun mendiskusikan hasil kelapa sawit yang dimiliki Pak Abu.
            Awan di kampusnya sering ke perpustakaan untuk membaca. Biasanya buku yang Ia baca tentang Aceh. Dia sangat menyenangi bacaan tersebut, selain memperluas wawasan bisa lebih mencintai tanah kelahirannya.
---
            Hari ini Sabtu, setelah pulang dari kuliahnya, Awan memiliki pekerjaan yang sangat Ia gemari.
            “Ibu, Aku mau pergi ke Bukit Kerang ini. Dimana kue-kuenya?”
            “Iya Nak, itu sudah Ibu bungkus di dalam plastik hitam di dapur. Habiskan ya dagangannya!”
            “Iya Mak, Aku pergi dulu. Assalamualaikum,” jawab Awan.
            Setelah berpamitan, Awan bergegas pergi menuju Bukit Kerang yang memakan waktu satu jam dari rumahnya. Situs Bukit Kerang atau juga disebut Bukit Kerang Moluska ini terletak di desa Jambo Labu merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di sana. Dinamakan Bukit Kerang karena terdapat tumpukan kerang seperti bukit yang tinggi dan besar. Situs Prasejarah ini terbentuk dari limbah kerang moluska dibangun dari waktu ke waktu. Awan menjadi salah seorang pengunjung di sana. Namun, Awan tidak hanya berkunjung, setiap Sabtu dan Minggu sore Ia ke sana untuk membantu perekonomian keluarganya dengan menjual Timphan. Tidak hanya itu, Awan juga menjadi pemandu jika ada wisatawan yang berkunjung. Dengan menggunakan kelihaian berbahasa dalam menjelaskan berbagai pertanyaan pengunjung dan keramahannya, tidak heran banyak pengunjung yang tertarik dan senang terhadap Awan.
            Hari semakin sore, Awan pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah.
            “Alhamdulillah, dagangan Ibu laku semua,” bisiknya dalam hati
            “Semoga saja dengan begini, Aku bisa membahagiakan Ibu. Suatu saat! Aku pasti bisa!”
---
            “Abang... Bangun! Udah pagi,” Nita membangunkan Awan yang masih tidur.
            “Iya, Abang terlalu lelah ini langsung ketiduran. Yasudah, kita Shalat Subuh berjamaah di rumah ya,”
            Kemudian mereka shalat subuh berjamaah.
            Seusai Shalat Subuh, mereka pun kembali melanjutkan kegiatan sehati-hari. Hari ini Minggu, saatnya gotong royong untuk membersihkan rumah dan halamannya. Sementara Nita dan Ibu memasak nasi minyak dan sambal Belacan Tutuk. Nasi minyak sudah menjadi masakan khas masyarakat di Nusantara ini. Sedangkan Belacan Tutuk adalah terasi yang terbuat dari udang sabu asli dan menjadi souvenir khas dari Aceh Tamiang.
            Seperti biasanya, Awan pergi ke Bukit Kerang untuk melaksanakan aktifitasnya. Sampai di sana, Awan melihat sekelompok orang sedang berkumpul. Melihat hal tersebut, Awan langsung menghampiri kerumunan itu. Ternyata di sana ada turis asing bersama keluarganya sedang berekreasi. Sepertinya mereka sedang kebingungan, Awan pun mencoba untuk menolong mereka.
            Hello Sir, May I help you
            Oh, Yes. I need someone to tell about this place,”
            Okay. Sir, Nice to meet you. Yes. I want to tell about Bukit Kerang,”
            Sambil melanjutkan pembicaraan bersama turis asing itu, Awan tidak hanya menjelaskan mengenai Bukit Kerang. Namun, Awan juga menjelaskan tempat-tempat wisata lainnya yang terdapat di sana seperti Air Terjun Tujuh Tingkat, Bendungan, Gua Wallet, dan Pantai Seruway yang tidak kalah indahnya.
            Dengan kelihaian mahasiswa jurusan bahasa Inggris ini, Ia pun mencoba menawarkan Timphan khas Ibunya.
            Sir, do you want to eat this food? This is one of traditional food. This is made by my mother,”
            Thank you, This is very nice. May I learn how to make this?”
            Sure, Sir. I’m glad to help you,”
            Tiba-tiba turis tersebut mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.
            Oke Son, this is my cardname. I want to invite you to my house in London,” dengan wajah yang serius turis ini ingin mengajaknya pergi bersama ke London dan memberikan kesempatan untuk bersekolah disana. Ternyata turis ini tertarik dengan keramahan dan wawasan yang Awan miliki. Kemudian, Awan akan diberikan semua fasilitas yang diperlukan. Selain itu, Ia juga dipercayakan menjadi seorang guru untuk mengenalkan budaya Indonesia. Mendengar hal tersebut Awan tidak henti-hentinya mengucapkan syukur dan Awan sangat bahagia. Bagaikan petir di siang hari, seakan-akan Ia tidak percaya bahwa seorang anak desa yang tidak pernah mengenal apa-apa kini diajak ke Negeri orang.
---


Seusai shalat magrib, di dalam doa Awan
            “Ya Allah, terima kasih nikmat yang Engkau berikan ini. Saya tidak pernah mengira sebelumnya. Namun, Ini semua telah terjawab. Engkau Maha Mendengar impian hamba. Hamba percaya akan kegigihan dan semangat ini dan doa dari orang tua akan menghasilkan suatu keajaiban. Tidak putusnya ku panjatkan syukurku padaMu. Namun, mengingat usia Ibu sudah bertambah bersama adik perempuan yang masih kecil, sedangkan perekonomian keluarga kami pas-pasan. Hamba sepertinya mundur, tidak bisa meninggalkan mereka. Tapi, semua itu hamba serahkan kepadamu ya Allah. Engkau lebih mengetahui yang terbaik dan apa yang saya butuhkan,”
            Dalam doanya Awan sambil meneteskan air mata, Ia bingung harus pergi atau tetap bersama Ibunya. Dilihatnya kembali kartu nama turis itu. Perasaan Awan malam ini tidak tenang. Ia terus berdoa agar diberikan petunjuk.
---
Keesokan harinya. Setelah pulang kuliah, tiba-tiba Awan melihat sebuah mobil di depan rumahnya.
“Itu, sepertinya mobil Yah Bang, ada apa ya?”
Yah Bang adalah abang dari ayahnya yang tinggal di kota Banda Aceh. Sampai ke pintu rumah, melihat Ibu, Nita, dan Yah Bang sedang duduk bersama sambil meminum Kupi Aceh dan Kue Boi .
“Assalamualaikum. Yah Bang,” salam Awan seraya masuk ke rumah
“Waalaikumsalam. Awan, ada yang perlu Yah Bang ceritakan kepadamu,”
Kemudian Yah Bang menjelaskan maksud dan tujuannya, yaitu beliau ingin mengajak Awan sekeluarga untuk tinggal sementara bersama istri Yah Bang di Banda Aceh karena beliau mendapatkan pekerjaan di Pulau Jawa. Mendengar hal itu, pikiran Awan bertambah bercabang tidak menentu.
“Iya yah Bang. Insyaallah kami bisa. Lagi pula Awan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Biarkan saya sementara di Banda. Setelah Awan pulang, saya ingin kembali ke sini,” tiba-tiba ibu menjawab dengan perasaan yang haru.
Dipeluknya erat-erat Ibu, “Ibu Awan sangat mencintaimu, tidak ada Ibu yang lain sepertimu. Ibu terbaik buat Awan,”
Setelah semua selesai, akhirnya Awan berangkat ke London dan Ibu berserta Nita tinggal bersama istri Yah Bang di Banda Aceh. Dengan tekad yang kuat dan tidak ingin mengecewakan Ibu, Awan serius menjalankannya.
Selama di London, Awan hanya bisa berdoa agar Ibu baik-baik saja dan rasa rindu terhadap kampung halaman semakin besar. Ia pun sukses dengan meraih berbagai penghargaan di bangku kuliahnya dan menjadi seorang koki yang handal di sebuah restauran Asia ternama. Setelah sekian lama Awan tinggal di London, akhirnya hari yang sangat ditunggu datang.
“Ya! Tiga hari lagi aku akan pulang!” teriak Awan
---
Awan senang tidak menentu, selama di pesawat Awan terus tersenyum dan tiba juga di Bandara Sultan Iskandar Muda. Di bandara yang megah, bangunannya dengan arsitektur bernuansa Turki ini menambah khasnya.
Beberapa hari di Banda Aceh, Awan menyempatkan diri untuk mengunjungi Museum Tsunami, Mesjid Raya Baiturrahman, Taman Putro Phang, dan yang tidak kalah indahnya Pantai Lhoknga. Pantai Lhoknga sudah menjadi tempat wisata masyarakat Aceh bahkan manca negara. Banyak pohon-pohon rindang terutama pohon kelapa berjejer dan rimbun dan juga ada pohon cemara. Pantai ini memiliki pasir putih dengan lautnya yang biru tampak ikan-ikan kecil berwarna-warni di dalamnya. Deretan penjual makanan dan minuman di pondok-pondok pantai, memiliki kesenangan tersendiri bagi pengunjungnya.
Awan beserta keluarga kembali pulang ke Desa Upah tercinta. Awan pun memulai hidup barunya dengan merenovasi rumah. Setelah menerima cukup penghasilan selama di London, Awan membuka sebuah Restoran Khas Aceh yang dihadiahkan untuk Ibu dan Nita. Rasa bangga dan haru karena anak lelaki sematawayangnya, Ibu tersenyum dalam tangis bahagianya. Kini Awanku menjadi anak yang sukses. Awan yakin bahwa mimpi kecil akan menjadi besar jika kita mau, semua ada jalan. Tidak lupa pula, setiap Sabtu dan Minggu Awan mengunjungi Bukit Kerang dan ikut menjadi sukarelawan dalam pemeliharaan dan pelestarian tempat wisata lainnya. “Kecintaanku terhadap tanah kelahiranku Aceh, tidak akan putus sampai ku menutup mata,”.

Selesai



  



 Lampiran Penulis
Nama                          : Dara Elvia Rahayu Sukma
Alamat                        : Jalan Prada Utama lr. Komplek pariwisata no.9 , Banda Aceh
Nomor telepon/hp       : 085277722011
e-mail                          : daraelviarahayusukma@yahoo.com
 Pekerjaan                    : Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Univ. Syiah Kuala
Kategori perlombaan : CERPEN

Selasa, 10 Juli 2012

menjadi mahasiswa galau

galau?hahaha kata-kata anak gaul jaman sekarang ya. galau itu adalah suatu sikap yang ada pada setiap orang yang dimulai dengan ke-alayan,ke-lebayan, dan kemudian ke-galauan.jadi galau ini merupakan proses seseorang untuk menuju dewasa.
sebut saja nama anak ini ders yang 2 tahun lalu sedang berada di SMA tercintanya hingga sekarang,masih saja galau.hahaha.jadi mahasiswa galau itu gak enak bro. kenapa demikian? yang pertama.
di hape semua lagu galau, mau inggris-indonesia-jepang-korea? loh enggak aku gak suka yang jepang-korea tapi kalau nonton serial dramanya boleh lah.(._.) nah itu dia, saking mau lagu sendu atau rock yang jingkrak2 semua galau hal tersebut membuat malu ketika seseorang ingin meminjam hp kita.
kedua
sebenarnya saya bukan galau kenapa ya. saya menjadi mahasiswa galau yang cita-citanya kurang tercapai.yaitu adalah sebutsaja ketika saya menjadi siswa,entah kenapa saya suka dengan jaket kuning.padahal saya sangat gak suka warna kuning,ya mungkin ini akibatnya saya tidak bisa masuk ke sana kali ya. akhirnya segala tes yg saya ikutin juga gak berhasil dan akhirnya saya mencoba untuk tetap tegar dan berdiri sekuat tenaga *eh. akhirnya saya pun mengambil kuliah di FKG UNSYIAH. Awalnya sedikit terharu bisa lulus disana, walaupun si kuning itu gak bisa di capai,namun aku selalu untuk bertekat untuk bisa tes lagi tahun depan.hahaha. Pas daftar ulang, aku berdirilah menunggu antrian untuk daftar jas lab. kemudian anak2 disitu pada bilang "PSKG" hah?dan aku pun tersentak kok PSKG? emang apa itu? kok aneh kali ya semacam sesuatu da  pada saat itu pun aku agak sulit melafalkan PSKG. hari berganti hari, aku pun mulai menginjakkan kaki ke PSKG UNSYIAH. ketika itu aku terkejut, wah ini kampusnya? =.= kok kayak bukan kampus, kampus kami hanya bangunan dua lantai yang kira2 panjangnya tidak terlalu luas yang luas disana adalah TEMPAT PARKIRnya bukan gedungnya, yasudah tidak masalah. Aku kan tahun depan mau tes lagi (dengan semangat 45). apapun yang terjadi mau gak mau, harus mau di sana. semakin hari semakin galau, niat mau pindah pun bertambah besar di semester pertama itu. semester pertama kami belum menyentuh pelajaran kedokteran sama sekali, kami masih belajar mengenai PKN,bhs.inggris,IAD,agama, dsb. walaupun demikian, kalau dibandingkan dengan sekarang, sangat2 merindukan semester satu yang jam kuliahnya cuma 2x per 2jam dan materi yang kita pelajari pun sangat ringan. Oya,semangat untuk belajar snmptn pun sangat2 semangat.hahaha. di sela-sela pelajaran MKU itu aku menyempatkan belajar snmptn loh, walaupun agak malu dikit kalau diliatin sama kawan2.dikira anak rajin gitu.kan malu. yaah mungkin bisa dibilang pelajaran yang paling enak untuk cari nilai. Beranjak ke semester dua di awal blok 3 itu mata kuliah kedokteran umum. Nah disini lah mulai SHOCK TERAPI men. jadi di blok 3 ini terdiri dari 7 skenario "drama" karena drama yang dimaksud yaitu presentasi yang mengaharuskan untuk membawa alat2 seperti pedang (media karton) dan diblok ini juga jadwalnya sangat2 padat. yang belajarnya hanya sebulan di kasih bahan kuliah yang sedemikian banyak dan kami harus menguasainya masa iya di dalam seminggu kami dikasih materi yang saya ingat itu skenario yang judulnya "pernapasan, pencernaan, dan sistem urinanria" dalam seminggu alias 4 hari belajar ditambah dengan buat logbook ya kasihan bagi yang kena sama fasilitator yang meriksa logbook.hati-hati aja, karena saya pernah mengalami kejadian horror. Ketika itu fasilitatornya sebut saja dr.A beliau dikenal dengan logbooknya pas beliau saya dengan PD (percaya diri) gak siapin logbook.habis itu saya seteres -.- . macam2 lah dosen di PSKG itu yang jelas "seru-seru" kali.hohohoho. jadi pas udah sekitar 3 bulan lagi tes snmptn akupun lupa untuk belajar dan niat untuk ikut tes menjadi berkurang.waktu untuk belajar pelajaran sma itu gak bisa.dan hal tersebut menambah untuk galau. pingin pindah,tapi gak belajar.ditambah godaan sana sini. sekarang ke blok 4. nah disini baru the WAR nya baru dimulai.hahaha. disini belajar mengenai kedokteran gigi dasar.udah gitu kami disuruh cari-cari gigi.pas pertama kali liat gigi manusia, angker kali itu gigi men.akarnya panjang2, kuning, horor lah,pegang aja gak berani. yaah kami belajar anatomi gigi, ada groove, ada cusp, ada macam2 lah. jadi saya agak stres kalau udah masuk praktikum anatomi ya mendingan dari pada pas blok 3 yang ketemua sama si nyonya kadaver (serem,tapi dia baik kok -.-) beruntung lah kalau sekarang cuma gigik.awak susah sedikit kalau belajar langsung di tempat, seharian ditambah siang hari cukup enak untuk tidur, jadi pas postest nya ditanya lah pertanyaan, aku kan agak lupa2 nah disutu pertama kali saya dimarahin sama beliau sebut saja bunda blok 4. hm, mata pun berkaca-kaca, tapi itu hanya sesaat. saya menjalaninya semua dengan santai, jadi ada namanya carving itu semacam memahat di lilin, dengan kemampuan saya yang sangat pas2an sama menggambar dan seni, dan akhirnya saya pun mencoba-mencoba dan ketika di lab saya duduk terdiam dan sambil bercucuran air mata, kapan karving ini berakhir,saya tidak sangguplagi.hahaha. dan saya pas itu sengaja lama2 biar habis waktu biarin aja gak siap, saya memang tidak bisa men. yasudah, belajar di blok 4 ini asik-asik juga apalagi waktu nyetak gipsum sama alginat untuk cetak rahang, asik betol ya.main2 sama bahan-bahan itu dan mereka lebih bersahabat ketimbang si lilin itu.mengerikan, horor. oya, logbook saya pun gak pernah lengkap dan akhirnya saya pasrah saja, yasudah lah.... jadi, setelah mendapatkan dukungan dari kawan2, dari orang sekitar timbul rasa semangat untuk gak tes lagi. dan akhirnya aku memutuskan untuk gak tes lagi. tapi kadang2 kepikiran juga, susah di situ,pingin pindah. tapi kadang2 juga berpikir halah kalau pindah ketemu sama nyonya kadaver dan harus hapal semua itu. yasudaaaah, keputusan sudah bulat gak tes lagi. sebulan sebelum snmptn diadakan, tiba2 ada pingin ikut tes, ingin merasakan kembali.ikut tes, selesai, dan akhirnya aku memang gak berjodoh sama diaa huooo. kita harus berakhir disini. BYE BYE FK.... :)
dan setelah aku pikir-pikir lebih aku mendapatkan hal yang luar biasa dengan aku berada disini, semoga ini akan terus berlanjut. dengan melakukan berbagai perubahan, pengalaman seru loh. anggap aja seru-seru an. jgn dibawa gelisah. 

HIKMAH yang bisa diambil
1.isi lagu di hp dengan lagu-lagu yang semangat
2. rajin2 buat logbook, jangan pinjam logbook senior :p
3.sering2 hapal dan baca itu textbook
4.di bawa senang aja kalau dimarahi, atau mukak pasang sedih2 waktu dimarahin
5.semangat dan senyum~ dan jalani aja dengan iklas aja.
6.iklaskan lah apa yang kita inginkan, gak semua yang kita ingin kan tercapai.
7.jangan bergaul sama orang di masa lalu yang bisa buat galau, ini sangat berpengaruh
8.sering minta motivasi dan arahan dari oranglain dan jangan lupa berdoa pastinya
9.pikir positif apapun yang kita lakukan semua akan ber-efek kedepan
10.selo aja ya hidup, gak usah peduli orang bicara apa, saya-kamu beda! kita punya jalan sendiri, gausah compare hidup kita dengan orang lain.

There is a time when your dreams come true, just do what you want, NOT what others want. So you can feel happy because yourself.
 


Sabtu, 19 November 2011

Firefly - words

Hidup itu enaknya simbiosis mutualisme (saling menguntungkan), dan tidak ada masalah jika bersimbiosis komensalisme (yang satu menguntungkan dan yang lain tidak masalah), dan harus diakhiri jika telah menjadi simbiosis parasitisme (yang satu dirugikan, yang lain untung), begitu pula dengan cinta.